Minggu, 20 Desember 2009

Konservatif Jerman Atur Pembangunan Masjid

Berlin, NU Online
Menyusul sebuah referendum Swiss yang kontroversial yang melarang pembangunan menara masjid, menteri-menteri dalam negeri dari negara-negara bagian Jerman yang berasal dari Partai Demokrat Kristen, Kamis (3/12) kemarin, mengimbau kaum Muslim Jerman untuk menahan diri dalam membangun rumah ibadah.

“Secara alami, kaum Muslim di Jerman memiliki hak untuk membangun Masjid. Namun mereka harus memastikan untuk tidak membuat populasi Jerman kewalahan dengan bangunan itu,” ujar Menteri Dalam Negeri Hessian dari partai konservatif Demokratis Kristen, Volker Bouffier, kepada harian Neue Osnabrücker Zeitung.

“Menara atau kubah dari Masjid-Masjid besar yang mendominasi garis langit hanya akan menimbulkan rasa takut akan Islamisasi dan memicu protes,” ujar Bouffier, seraya menambahkan bahwa menteri-menteri dalam negeri negara bagian akan membahas topik ini dalam konferensi reguler mereka pada hari Kamis.

Setelah itu, para menteri berencana untuk mengajukan permintaan kepada asosiasi Muslim agar menghindari struktur bangunan semacam itu, bahkan jika strukturnya legal menurut regulasi bangunan, sebagai tambahan dari “pengintensifan lebih jauh dialog dengan Muslim di Jerman.”

Organisasi-organisasi seperti Konferensi Islam Jerman, sebuah inisiatif dari Kementerian Interior federal yang ditujukan untuk memelihara dialog antara kaum Muslim dengan pemerintah, merupakan cara untuk pemahaman yang lebih lanjut. Demikian seperti dikutip Republika Online.

Upaya-upaya untuk mencegah pembangunan Masjid di Jerman telah menjadi pemberitaan utama di media-media nasional selama beberapa tahun terakhir. Bulan November ini, para pekerja di Cologne membuat terobosan sebuah Masjid besar futuristik dengan beberapa menara setinggi 55 meter setelah menarik banyak pemrotes dari seluruh benua, termasuk dari kalangan ekstremis sayap kanan.

Untuk menghindari memanasnya sentimen publik terhadap proyek tersebut, asosiasi Ditib Turki, yang mengatur pembangunan Masjid itu, setuju untuk tidak mengumandangkan adzan dari menara itu ke lingkungan sekitar dan menjaga agar tinggi bangunan tetap sama dengan gedung-gedung lain di sekitarnya.

Di distrik Pankow, Berlin, Masjid pertama yang dibangun di bekas Jerman Timur ini diresmikan pada bulan Oktober 2008 setelah dua petisi untuk mengadakan referendum ditolak. Sementara itu, para penduduk Gelsenkirchen, Munich, dan Dortmund kini sedang mengumpulkan tanda tangan untuk mencegah pembangunan Masjid di komunitas mereka.

Pertanda meningkatnya ketakutan terhadap Islamifikasi negaranya, penduduk Swiss pada hari Ahad mengadakan pemungutan suara untuk menerapkan larangan konstitusional tentang pembangunan menara di Masjid-masjid. Dua partai sayap kanan yang mengajukan usul tersebut menyebut menara Masjid sebagai simbol agenda politik Islam. (min)

info http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=20729

Tidak ada komentar:

Posting Komentar