Rabu, 09 Maret 2011

Anjuran Datang ke Masjid Lebih Dini

Etika di Masjid

Nabi menganjurkan agar kita lebih dini dan lebih cepat pergi ke mesjid. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: ‘Seandainya manusia mengetahui pahala yang ada pada adzan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak bisa mendapatkannya selain dengan cara mengundinya, niscaya mereka akan mengikuti undian itu.’

‘Dan seandainya mereka mengetahui pahala yang ada pada kedatangan yang dini, niscaya mereka akan berlomba lomba datang lebih dini ke sana.’

‘Dan seandainya mereka mengetahui pahala yang ada pada pada salat Isya dan salat Subuh [di masjid], niscaya mereka akan mendatangi masjid meskipun dengan merangkak’ [HR Bukhari, no 615]

Hadits itu jelas menunjukkan keutamaan orang yang mau datang lebih dulu ke mesjid. Rasulullah menyampaikan besarnya pahala orang yang mau datang lebih dini. Begitu besarnya sehingga orang akan berebut untuk mendapatkan shaf pertama, sehingga diadakanlah pengundian. Sungguh kuat dan besar pahalanya.

Tidak Lewat di Depan Orang Salat

Tidak lewat di depan orang yang sedang salat, dan disunnatkan bagi orang yang salat menaruh batas di depannya. Rasulullah saw bersabda: “Kalau sekiranya orang yang lewat di depan orang yang sedang salat itu mengetahui dosa perbuatannya, niscaya ia berdiri dari jarak empat puluh itu lebih baik baginya daripada lewat di depannya”. (Muttafaq alaih). (*)

Setelah Makan Daging, Apa Sunnah Wudhu?
TANYA: Setelah makan daging (kambing/sapi/unta) apakah hukumnya sunnah atau wajib untuk berwudhu lagi?
Tutut, Malang

JAWAB: Para ulama menjelaskan ada beberapa tempat/kondisi disunnahkan untuk melaksanakan wudhu, antara lain:

1. Wudhu untuk setiap salat (meskipun belum berhadats) hal tersebut berlandaskan sabda Rasulullah SAW: “Kalaulah tidak akan memberatkan umatku, aku akan memerintahkan mereka untuk berwudhu setiap kali akan melaksanakan salat, dan aku perintahkan pula untuk bersiwak (gosok gigi) setiap kali berwudhu” (HR Ahmad dari Abu Hurairoh, Nailul Author 1/210)

2. Berwudhu ketika akan tidur, berdasrkan sabda Rasulullah SAW kepada Bara’ bin ‘Azib: “Apabila engkau mendatangi tempat tidurmu, hendaklah engkau berwudhu sebagaimana wudhu untuk salat, kemudian berbaringlah engkau ke sebelah kanan, kemudian berdo’alah: “Allohumma Inni Aslamtu Nafsii Ilaika, Wa Wajjahtu Wajhi Ilaika, Wa Fawwadhtu Amrii Ilaika, Wa Alja’tu Dzhohrii Ilaika, Laa Malja’a Wa Laa Manjaa Minka Ilaa Ilaika, Aamantu bikitaabikalladzii Anzalta Wa Binabiyyikalladzii Arsalta”. (HR Bukhori, at-Tirmidzy dan Ahmad)

3. Sebelum mandi junub, atau orang berjunub yang hendak makan, minum, tidur maupun ketika ingin mengulangi berjima’. Aisyah RA berkata: “Apabila Nabi SAW sedang junub dan bermaksud untuk makan atau tidur beliau berwudhu dahulu” (HR Muslim dan Ahmad). Abu Sa’id al-Khudry berkata: “Apabila salah seorang di antara kamu selesai menggauli istrinya dan bermaksud mengulanginya hendaklah ia berwudhu” (HR Jama’ah kecuali Bukhori)

4. Wudhu ketika akan membaca Alqur’an, membaca hadits Nabi SAW.

5. Wudhu ketika selesai marah, karena diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa wudhu dapat memadamkan api amarah seseorang.

6. Wudhu setelah memandikan mayit atau menggotongnya, karena ada sabda Rasulullah SAW yang menyatakan: “Barang siapa yang memandikan mayit hendaklah ia mandi, dan barang siapa yang menggotongnya hendaklah ia berwudhu” (HR Abu Daud, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban; hadits hasan).

7. Jumhur ulama berpendapat bahwa orang yang memakan daging unta atau memakan makanan yang dibakar, disunnahkan untuk berwudhu. Jabir RA berkata: “Perkara yang paling terakhir di antara dua hal (wajib atau tidaknya berwudhu ) dari Rasulullah SAW meninggalkan kewajiban wudhu setelah memakan makanan yang dibakar.” (HR Abu Daud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah). Wallahua‘lam bishshowab. (syariah_online)

Mengungkap Sejarah Nabi Muhammad SAW (2)

Ciri-ciri Fisik Nabi Muhammad SAW
Aisyah dan Ali bin Abi Thalib telah merincikan ciri-ciri fisik dan penampilan keseharian Nabi Muhammad SAW. Diantaranya, adalah rambut ikal berwarna sedikit kemerahan, terurai hingga bahu. Kulitnya putih kemerah-merahan, wajahnya cenderung bulat dengan sepasang matanya hitam dan bulu mata yang panjang. Tidak berkumis dan berjanggut sepanjang sekepalan telapak tangannya.

Tulang kepala besar dan bahunya lebar. Tubuhnya tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek, berpostur kekar sangat indah dan pas dikalangan kaumnya. Bulu badannya halus memanjang dari pusar hingga dada. Jemari tangan dan kaki tebal dan lentik memanjang.

Apabila berjalan cenderung cepat dan tidak pernah menancapkan kedua telapak kakinya, beliau melangkah dengan cepat dan pasti. Apabila menoleh, ia menolehkan wajah dan badannya secara bersamaan. Di antara kedua bahunya terdapat tanda kenabian dan memang ia adalah penutup para nabi. Ia adalah orang yang paling dermawan, paling berlapang dada, paling jujur ucapannya, paling bertanggung jawab dan paling baik pergaulannya. Siapa saja yang bergaul dengannya pasti akan menyukainya.

Setiap orang yang bertemu Nabi Muhammad pasti akan berkata, “Aku tidak pernah melihat orang yang sepertinya, baik sebelum maupun sesudahnya.”
Begitulah Nabi Muhammad di mata khalayak, sebab beliau berakhlak sangat mulia seperti yang digambarkan Alqur’an, “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”(Al-Qalam: 4).

Dalam hadits riwayat Bukhari, Muhammad digambarkan sebagai orang yang berkulit putih dan berjenggot hitam dengan uban. Dalam satu hadits diterangkan mengenai corak fisik Rasulullah, yaitu: Anas bin Malik (ra) meriwayatkan: Rasulullah saw. bertubuh sedang, bercorak kulit cerah, tidak putih sekali namun tidak pula hitam benar. Rambut beliau dapat dikatakan lurus dan agak berombak. Allah Ta’ala mengangkat beliau sebagai Nabi ketika berusia empat puluh tahun. Sesudah itu beliau sempat tinggal di Makkah selama tiga belas tahun. Lalu di Madinah selama sepuluh tahun. Allah memanggil beliau ke hadirat-Nya pada umur enam puluh tiga tahun. Saat itu baru sedikit saja uban yang tumbuh di rambut dan janggut beliau.

Hind bin Abi Halah (ra) telah diceritakan oleh Hasan bin Ali (ra) sebagai berikut: Rasulullah (saw) memiliki pribadi mulia dan diakui sangat agung dalam pandangan orang yang melihatnya. Wajah beliau bercahaya seterang bulan purnama. Beliau sedikit lebih tinggi dari rata-rata kami, tapi lebih pendek dari orang yang jangkung. Kepala beliau lebih besar dari rata-rata, dan rambut beliau agak keriting (berombak).
Jika dapat dikuakan (dibelah), maka beliau kuakan, Jika tidak dapat maka beliau biarkan saja. Saat rambut beliau agak panjang, akan mencapai kuping telinga beliau. Kulit beliau berwarna cerah dan dahi beliau lebar. Alis mata beliau lengkung hitam dan tebal. dianta alisnya nampak urat darah halus yang berdenyut bila beliau emosi atau bergairah. Hidung beliau agak melengkung dan mengkilap jika terkena cahaya serta tampak agak menonjol jika kita pertama kali melihatnya, padahal tidak demikian sebenarnya.

Beliau berjanggut tipis, tapi penuh rata sampai di pipi. Mulut beliau sedang, gigi beliau putih cemerlang dan agak renggang. Pundak beliau bagus dan terpasang kokoh, seperti di cor dengan perak. Anggota tubuh beliau yang lain serba normal dan proporsional. Dada dan pinggang beliau seimbang ukurannya.

Daerah di sekitar tulang belikat beliau cukup lebar, dan terpasang dengan baik. Bagian-bagian tubuh beliau yang tidak tertutup pun nampak bersih dan bercahaya. Kecuali bulu-bulu halus yang tumbuh dari dada dan tumbuh sampai ke pusar. Lengan dan dada bagian atas beliau berbulu. Pergelangan tangan beliau cukup panjang, telapak tangan beliau agak lebar serta baik telapak tangan maupun kaki beliau padat berisi, jari-jari tangan dan kaki beliau cukup langsing. Telapak kaki beliau cukup lengkungannya dan atasnya halus serta bagus bentuknya, sehingga saat beliau mencucinya, maka air akan meluncur dengan cepat ke bawah.

Jika beliau berjalan, beliau melangkah dengan posisi badan agak condong ke depan, tapi beliau melangkah dengan anggun. Langkah beliau panjang dan cepat serta terlihat seperti turun (loncat) dari suatu ketinggian. Jika beliau sedang berhadapan dengan seseorang, maka beliau memandang orang itu dengan penuh perhatian. Pandangan beliau selalu ditundukkan sesuai aturan (dalam Alquran), dan lebih sering melihat ke bawah dari pada ke atas. Beliau tidak pernah memelototi seseorang, pandangan mata beliau selalu menyejukkan. Beliau juga selalu berjalan agak di belakang, terutama saat melakukan perjalanan jauhdan beliau selalu lebih dulu menyapa orang yang ditemuinya di jalan.

Jabir bin Samurah (ra) meriwayatkan: Rasulullah (SAW) memiliki mulut yang agak lebar, di mata beliau terlihat juga garis-garis merahnya. Dan tumit beliau langsing.
Jabir (ra) juga meriwayatkan: Saya berkesempatan melihat Rasulullah (SAW) di bawah sinar rembulan, san (saya) perhatikan pula rembulan tersebut, bagi saya beliau lebih indah dari rembulan tersebut.

Jabir bin Abdullah (ra) meriwayatkan, Rasulullah (SAW) pernah bersabda: Aku menyaksikan pemandangan (rohani) tentang para nabi. Diantaranya, Musa (as). Beliau (Musa as) berperawakan langsing seperti orang-orang dari suku Shannah; dan aku menyaksikan Isa ibnu Maryam (as) yang mirip dari antara orang yang pernah saya lihat, yaitu Urwah bin Mas’ud (ra) dan aku melihat Ibrahim (AS), beliau sangat mirip dengan sahabatmu ini (maksudnya diri beliau sendiri), saya juga melihat malaikat Jibril yang mirip dengan Dehya Kalbi”
Said al Jahiri (ra) meriwayatkan: Saya pernah mendengar Abu Taufik (ra) berkata: “Sekarang ini tidak ada lagi yang tinggal (masih hidup) yang pernah melihat diri Rasulullah, kecuali saya.” Maka saya (Said ra) berkata padanya: “Gambarkanlah kepadaku.” Ia menjawab, “Rasulullah (saw) itu roman mukanya sangat cerah dan perawakannya sangat baik. (bersambung)

sumber:
http://www.malang-post.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25798:anjuran-datang-ke-masjid-lebih-dini-&catid=61:menureligi&Itemid=88

Tidak ada komentar:

Posting Komentar